Senin, 03 Juni 2013

Karakteristik dan Perbedaan Individu Peserta Didik



BAB I
PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
Manusia adalah makhluk yang berpikir atau homo sapiens, makhluk yang berbentuk atau homo faber, makhluk yang dapat dididik atau educandum. Berbagai pandangan tersebut membuktikan bahwa manusia adalah makhluk yang kompleks. Manusia sebagai pribadi yang utuh dalam kaitannya dengan kepentingan pendidikan akan lebih ditekankan hakekat manusia sebagai kesatuan sifat makhluk individu dan sosial, sebagai kesatuan jasmani dan rohani dan sebagai makhluk Tuhan dengan menempatkan hidupnya di dunia sebagai persiapan kehidupannya di akhirat. Manusia merupakan kesatuan Psikofisis dan Psikosomatis yang terus mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Untuk memberi gambaran bahwa makna pertumbuhan dibedakan dari makna Perkembangan, sedangkan pertumbuhan digunakan untuk menyatakan perubahan-perubahan kuantitatif mengenai fisik atau biologis dan istilah perkembangan digunakan untuk perubahan-perubahan kualitatif mengenai aspek atau rohani dan aspek sosial. Setiap individu memiliki ciri dan sifat atau karakteristik bawaan (hereditas) dan karakteristik yang diperoleh dari pengaruh lingkungan. Karakteristik yang berkaitan dengan perkembangan faktor bilogis cenderung lebih bersifat tetap, se-dangkan faktor karakteristik yang berkaitan dengan sosial Psikologis lebih kepada faktor lingkungan.
Sehingga pada setiap individu mampu memahami Perbedaan Individual antara satu dengan yang lain agar dapat memberikan stimulasi dan mengarahkan pembentukan perilaku dari masing-masing individu dengan mengetahui ciri khusus, agar dapat mengetahui Perkembangan dan Karakteristik setiap individu dengan tepat sebagai seorang guru.

II. Rumusan Masalah

a. Menjelaskan pengertian individu
b. Mengetahui dan memahami karakteristik individu
c. Mengetahui perbedaan individu






BAB II
PEMBAHASAN

Dalam dunia pendidikan terdapat berbagai macam faktor yang lain dengan satunya memiliki andil dalam pendidikan. Salah satu tugas yang diemban oleh para pendidik adalah memahami akan berbagai faktor pendukung pendidikan tersebut. Diantara berbagai faktor tersebut adalah bagaimana para pendidik bisa memahami akan situasi dan kondisi, baik lingkungan maupun peserta didik itu sendiri.
Peserta didik sebagai obyek dari pendidikan sangat urgen untuk diperhatikan dari berbagai faktor. Faktor tersebut yang harus diperhatikan adalah tahap perkembangan dari peserta didik tersebut. Diantara perkembangan perserta didik tersebut adalah bagaimana dari individu dan karakteriststiknya. Dari paparan singkat diatas, maka kami akan mencoba menyajikan dalam tulisan ini apakah itu sebenarnya individu, karakteristik dan permasalahannya. Sebab dalam dunia pendidikan kita perlu untuk mengetahui segala perkembangan peserta didik termasuk dari individu-individu dan karakteristik peserta didik tersebut.


1.    Pengertian Individu
Manusia adalah mahluk yang dapat dipandang dari berbagai sudut pandang. Sejak ratusan tahun sebelum masehi, manusia telah menjadi obyek filsafat, baik obyek formal yang mempersoalkan hakikat manusia maupun obyek material yang mempersoalkan manusia sebagai apa adanya manusia dengan berbagai kondisinya. Sebagaimana dikenal adanya manusia sebagai mahluk yang berpikir atau homo sapiens, mahluk yang berbuat atau homo faber, mahluk yang dapat dididik atau homo educandum dan seterusnya.
Dalam kamus echols & shadaly (1975), individu adalah kata benda dari individual yang berarti orang, perseorangan, dan oknum. Berdasarkan pengertian di atas dapat dibentuk suatu lingkungan untuk anak yang dapat merangsang perkembangan potensi-potensi yang dimilikinya dan akan membawaperubahan-perubahan apa saja yang diinginkan dalam kebiasaan dan sikap-sikapnya.
Dalam pertumbuhan dan perkembangannya, manusia mempunyai kebutuhan-kebutuhan. Pada awal kehidupannya bagi seorang bayi mementingkan kebutuhan jasmaninya, ia belum peduli dengan apa saja yang terjadi diluar dirinya. Ia sudah senang bila kebutuhan fisiknya sudah terpenuhi. Dalam perkembangan selanjutnya maka ia akan mulai mengenal lingkungannya, membutuhkan alat komunikasi (bahasa), membutuhkan teman, keamanan dan seterusnya. Semakin besar anak tersebut semakin banyak kebutuhan non fisik atau psikologis yang dibutuhkannya.
2.    Karakteristik Individu
Setiap individu memiliki ciri dan sifat atau karakteristik bawaan (heredity) dan karakteristik yang memperoleh dari pengaruh lingkungan. Karakteristik bawaan merupakan karakteristik keturunan yang dimiliki sejak lahir, baik yang menyangkut faktor biologis maupun faktor sosial psikologis. Kepribadian, prilaku apa yang diperkuat, dipikirkan, dan dirasakan oleh seseorang (individu) merupakan hasil diri perpduan antara faktor biologis sebagaimana unsur bawaan dan pengaruh lingkungan.
Natur dan nature merupakan istilah yang biasa digunakan untuk menjelaskan karakteristik-karakteristik individu dalam hal fisik, mental, dan emosional pada setiap tingkat perkembangan. Seorang bayi yang baru lahir merupakan hasil dari dua garis keluarga, yaitu garis keturunan ayah dan garis keturunan ibu. Sejak terjadinya pembuahan atau konsepsi kehidupan yang baru, maka secara berkesinambungan dipengaruhi oleh bermacam-macam faktor lingkungan yang merangsang.
   Faktor yang mempengaruhi karakteristik dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu:
a.    Pengaruh Faktor Keturunan dan Lingkungan
1)      Karakteristik bawaan (heredity)
Karakteristik bawaan merupakan karakteristik turunan yang dimiliki sejak lahir, baik yang menyangkut biologis maupun faktor sosial psikologis. Menurut Hukum Mendell, karakteristik bawaan berlangsung sepanjang hidup, diturunkan dari satu generasi ke generasi lainnya.
2)      Karakteristik yang diperoleh dari pengaruh lingkungan.

b.    Pengaruh Faktor Kognitif, Afektif, dan Psikomotor
1)      Pengaruh Faktor Kognitif
Aspek Kognitif (Penalaran) secara garis besar dapat dijabarkan sebagai berikut:
a)    Mengetahui, yaitu mengenali kembali hal-hal yang umum dan khas, metode dan proses, pola, struktur dan perangkat.
b)      Mengerti, yaitu memahami
c)      Mengaplikasikan, yaitu kemampuan menggunakan abstraksi di dalam situasi kongkret.
d)     Menganalisis, yaitu menjabarkan hal-hal umum ke hal khusus sehingga jelas gagasan yang ada di dalamnya, dan mengetahui hubungan antara gagasan tersebut.
e)      Mensintesiskan, yaitu kemampuan untuk menyatukan unsur-unsur sehingga membentuk suatu keseluruhan yang utuh.
f)       Mengevaluasi, yaitu kemampuan untuk menetapkan nilai dari suatu bahan dan metode komunikasi untuk tujuan tertentu.

2)      Pengaruh Faktor Afektif
a)      Menerima, atau memperhatikan ialah kepekaan terhadap kehadiran gejala dan rangsangan tertentu.
b)      Merespon, ialah mereaksi rangsangan atau gejala tertentu.
c)      Menghargai, berikut pengertian, bahwa gejala atau tingkah laku mempunyai harga atau nilai tertentu.
d)     Mengorganisasikan nilai, ialah mengatur nilai-nilai atau sistem nilai dan menetapkan berlakunya nilai-nilai yang dominan.
e)      Mewatak, yaitu kondisi dimana nilai-nilai dari sistem yang telah diyakini benar-benar merasuk di dalam pribadi seseorang.
Pengaruh Faktor Psikomotor
a.       Mengindera, yaitu kegiatan yang dilakukan oleh alat-alat   indera.
b.      Menyiagakan diri, ialah mengatur kesiapan diri sebelum melakukan sesuatu agar tujuannya tercapai.
c.       Bertindak secara terpimpin, adalah melakukan suatu tindakan dengan mengikuti prosedur tertentu.
d.      Bertindak secara mekanik, adalah bertindak mengikuti prosedur yang baku.
e.       Bertindak secara kompleks, adalah bertindak secara teknologi yang didukung oleh kompetensi.

Dari uraian tentang pengaruh faktor kognitif, afektif, dan psikomotor dapat disimpulkan bahwa ketiga faktor tersebut sangat besar pengaruhnya terhadap perbedaan individu baik secara terpisah maupun campuran.


c.  Pengaruh Karakteristik Berdasarkan Golongan Darah
            Golongan darah bisa mencerminkan kepribadian seseorang.
a.    Golongan darah A
Biasanya orang yang bergolongan darah A ini berkepala dingin, serius, sabar dan kalem atau cool, bahasa kerennya. Orang yang bergolongan darah A ini mempunyai karakter yang tegas, bisa di andalkan dan dipercaya namun keras kepala. Sebelum melakukan sesuatu mereka memikirkannya terlebih dahulu. Dan merencanakan segala sesuatunya secara matang. Mereka mengerjakan segalanya dengan sungguh-sungguh dan secara konsisten. Mereka berusaha membuat diri mereka sewajar dan ideal mungkin. Mereka bisa kelihatan menyendiri dan jauh dari orang-orang. Mereka mencoba menekan perasaan mereka dan karena sering melakukannya mereka terlihat tegar. Meskipun sebenarnya mereka mempunya sisi yang lembek seperti gugup dan lain sebagainya. Mereka cenderung keras terhadap orang-orang yang tidak sependapat. Makanya mereka cenderung berada di sekitar orang-orang yang bertemperamen sama.
b.    Golongan darah B
Orang yang bergolongan darah B ini cenderung penasaran dan tertarik terhadap segalanya. Mereka juga cenderung mempunyai terlalu banyak kegemaran dan hobby. Kalau sedang suka dengan sesuatu biasanya mereka menggebu-gebu namun cepat juga bosan. Tapi biasanya mereka bisa memilih mana yang lebih penting dari sekian banyak hal yang dikerjakannya.Mereka cenderung ingin menjadi nomor satu dalam berbagai hal ketimbang hanya dianggap rata-rata. Dan biasanya mereka cenderung melalaikan sesuatu jika terfokus dengan kesibukan yang lain. Dengan kata lain, mereka tidak bisa mengerjakan sesuatu secara berbarengan. Mereka dari luar terlihat cemerlang, riang, bersemangat dan antusias. Namun sebenarnya hal itu semua sama sekali berbeda dengan yang ada didalam diri mereka. Mereka bisa dikatakan sebagai orang yang tidak ingin bergaul dengan banyak orang.

c.    Golongan darah O
Orang yang bergolongan darah O, mereka ini biasanya berperan dalam menciptakan gairah untuk suatu grup. Dan berperan dalam menciptakan suatu keharmonisan diantara para anggota grup tersebut. Figur mereka terlihat sebagai orang yang menerima dan melaksakan sesuatu dengan tenang. Mereka pandai menutupi sesuatu sehingga mereka kelihatan selalu riang, damai dan tidak punya masalah sama sekali. Tapi kalau tidak tahan, mereka pasti akan mencari tempat atau orang untuk curhat (tempat mengadu). Mereka biasanya pemurah (baik hati), senang berbuat kebajikan. Mereka dermawan dan tidak segan-segan mengeluarkan uang untuk orang lain.Tapi mereka sebenarnya keras kepala juga, dan secara rahasia mempunyai pendapatnya sendiri tentang berbagai hal. Di lain pihak, mereka sangat fleksibel dan sangat mudah menerima hal-hal yang baru. Mereka cenderung mudah di pengaruhi oleh orang lain dan oleh apa yang mereka lihat dari TV.
Mereka terlihat berkepala dingin dan terpercaya tapi mereka sering tergelincir dan membuat kesalahan yang besar karena kurang berhati-hati. Tapi hal itu yang menyebabkan orang yang bergolongan darah O ini di cintai.

d.    Golongan darah AB
Orang yang bergolongan darah AB ini mempunyai perasaan yang sensitif, lembut. Mereka penuh perhatian dengan perasaan orang lain dan selalu menghadapi orang lain dengan kepedulian serta kehati-hatian. Di samping itu mereka keras dengan diri mereka sendiri juga dengan orang-orang yang dekat dengannya. Mereka jadi cenderung kelihatan mempunyai dua kepribadian. Mereka sering menjadi orang yang sentimen dan memikirkan sesuatu terlalu dalam. Mereka mempunyai banyak teman, tapi mereka membutuhkan waktu untuk menyendiri untuk memikirkan persoalan-persoalan mereka.
     
3. Perbedaan Individu
a.    Teori Perbedaan Individu
1.    Menurut Hippocrates-Galenus
Hippocrates (400 SM), dan Galenus (150 M), menerangkan kepribadian seseorang berdasarkan cairan tubuh manusia. Menurut pendapatnya kepribadian seseorang ditentukan oleh proporsi cairan tubuh yang mendominasinya, sehingga pribadi seseorang akan berbeda dengan orang lain, karena pribadi yang berbeda – beda inilah yang menimbulkan terjadinya perbedaan individual.
Di dalam tubuh manusia, terdapat empat macam cairan tubuh yaitu :
1.    Chole (empedu kuning)
2.    Melanchole (empedu hitam)
3.    Phlegma (lendir)
4.    Sanguis (darah)
Apabila salah satu cairan tersebut banyaknya melebihi proporsi yang seharusnya, maka cairan disebut dominant. Dominannya salah satu cairan tubuh tersebut akan menimbulkan adanya sifat kejiwaan tertentu. Sifat kejiwaan tertentu tersebut ole Galenus disebut temperamen yang artinya kurang lebih sama dengan watak.
Typologi Hipocrates – Galenus adalah sebagai berikut :
Cairan tubuh
yang dominan
Prinsip
Type
Sifat – sifat khasnya
Chole
Tegangan
(tension)
Choleris
Besar semangat, keras/daya juang besar, hatinya mudah terbakar, optimis
Melanchole
Penegaran
(regidity)
Melancholis
Mudah kecewa, daya juang kecil, mudah dipengaruhi, setia
Phlegma
Ilatisita
Phlegmatis
Tak suka terburu – buru, (calm), tak mudah dipengaruhi, setia
Sanguis
ekspansivita
Sanguinis
Mudah berganti haluan, mudah lekas bertindak juga lekas berhenti

2.    Menurut Kretschmer
Kretschmer (1928) menerangkan perbedaan-perbedaan individu ditinjau dari segi struktur badaniah, jasmaniah, atau konstitusi jasmaniah yang biasanya disebut konstitusi saja (Sumadi Suryabatra, 1982:29).
a. Tipe – tipe manusia berdasarkan sifat jasmaninya
Berdasarkan atas penelitiannya terhadap orang – orang yang dirawatnya ( N=260), maka Kretschmer menggolongkan manusia atass dasar bentuk tubuhnya menjadi 4 tipe, yaitu:
Struktur Badan
Sifat-sifat Khas
Athletis
Ukuran-ukuran tubuh seimbang,kokoh, kuat, tulang dan oto kuat, bahu lebar dan kuat, tengkorak besr, kepala dan leher tegak, muka bulat telur, mudah menyesuaikan diri.
Leptosom/ Asthenis
Badan kurus jangkung, lengan dan kaki kurus, perut kecil, bahu sempit, muka bulat telur, berat badan kurang, mudah terkena kritik.
Pyknis
Badan gemuk pendek, perut besar, leher pendek dan kuat, lengan dan kaki lemah, mudah bergaul.
Dysplastis
Tipe ini merupakan penyimpangan dari 3tipe diatas, bentuk badannya tidak normal, tidak memiliki cirri-ciri yang khas, tipe ini menyimpang dari konstitusi normal.

b. Tipe – tipe manusia berdasarkan tempramennya
1.    Cyclothym     : riang gembira dengan sumber pesimistis, suka berduka.
2.    Shyzothym     : perasa dengan dingin dan kaku.
3.    Viscose           : eksplosif dan flegmatis.

3.    Menurut C.G. Jung
Jung (1923) menerangkan perbedaan- perbedaan individu ditinjau dari segi perkembangan social. Dan perkembangan kepribadian itulah yang menjadi dasar, yang menyebabkan individu yang satu berbeda dengan individu yang lain. Ada 2 tipe kepribadian yang penggolongannya,didasarkan pada perkembangan social,yaitu:
a.    Type Introvert yang memiliki sifat khas : menarik diri, pemalu, sukar bergaul, senang berangan-angan, mendapatkan kepuasan dalam perasaan dan anggan-angan,  menutup diri.
b.    Type ekstrovert yang memiliki sifat khas : mudah bergaul, mudah menyesuaikan diri, menaruh minat pada orang lain serta kegiatan –kegiatan social, ramah, banyak teman.

4.    Menurut E. Spranger
Spranger (1928) menerangkan perbedaan- perbedaan individu ditinjau dari nilai-nilai kebudayaan yang ada pada tiap individu. Spranger menggolongkan individu menjadi 6 golongan, yaitu:




Nilai Kebudayaan yang Dominan
Type
Tingkah Laku Individu
Ilmu pengetahuan
Teoritis
Berpikir
Ekonomi
Ekonomis
Bekerja
Kesenian
Esthetis
Menikmati keindahan
Keagamaan
Religius
Memuja
Kemasyarakatan
Sosial
Berbakti/berkorban
Politik/ Kenegaraan
Kuasa
Memerintah




BAB III
PENUTUP
A.   KESIMPULAN
  1. Individu merupakan bagian terkecil dari kelompok masyarakat yang tidak dapat dipisah lagi menjadi bagian yang lebih kecil yang khas.
  2. Karakteristik adalah sifat khas atau kepribadian.
Faktor yang mempengaruhi karakteristik dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu:
    • Pengaruh faktor keturunan dan lingkungan.
    • Pengaruh faktor kognitif, afektif, psikomotor, dan campuran.
  1. Teori Perbedaan Individu
·         Menurut Hippocrates-Galenus, menerangkan kepribadian seseorang berdasarkan cairan tubuh manusia.
·         Menurut Kretschmer, menerangkan perbedaan-perbedaan individu ditinjau dari segi struktur badaniah, jasmaniah, atau konstitusi jasmaniah yang biasanya disebut konstitusi.
·         Menurut C.G. Jung, menerangkan perbedaan- perbedaan individu ditinjau dari segi perkembangan social.
·         Menurut E. Spranger, menerangkan perbedaan- perbedaan individu ditinjau dari nilai-nilai kebudayaan yang ada pada tiap individu.

B.   KRITIK DAN SARAN
Mengaharapkan kritik dan saran dari pembaca bagi penyusun untuk perbaikan dan kelengkpan makalah ini.








DAFTAR PUSTAKA


diakses pada tanggal 9 Maret 2010 pukul 08 : 24
diakses pada tanggal 9 Maret 2010 pukul 09 :14
Sunarto & Hartono, Agung. 1994. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Depdikbud.
Carrel, Alexis. 1987. Misteri Manusia. Bandung : CV. Remadja Karya.
Suryabrata, Sumadi. 1984. Psikologi Pendidikan. Jakarta : PT Raja Grafindo Perssada.
Tim Penulis. 1995. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta : UPP IKIP Yogyakarta.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar